...yang tidak boleh dilupakan, yaitu mengajarkan bahwa sebuah bagian penting dari memiliki uang adalah berbagi
Siapa yang mengajarkan? Cobalah dari lingkup linngkungan terkecil, yakni anda sendiri sebagai orang tua yang harus mengajarkan. Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajari anak tentang finansial. Tentu saja pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan umur sang anak. Apa saja dan bagaimana tehnik pembelajarran tersebut? Berikut tahap-tahapnya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Quote:WISATA BELANJA
Tahapan ini bisa dimulai sejak anak menginjak usia tiga tahun. Pertama-tama kenalkan uang sebagai nilai tukar kepada anak anda. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti dengan mengajak anak anda berbelanja ke supermarket misalny. Dengan begitu anak akan lebih mengerti bahwa untuk mendapatkan benda atau makanan yang diinginkan maka ia harus menukarnya dengan sejumlah uang.
Namun yang harus anda tekankan kepada anak adalah jangan membiasakan meraka untuk mengambil apa yang diinginkan dengan sesuka hati, apalagi selalu menuruti kemauannya dengan membiarkan anda untuk membayar semua permintaannya.
Disinilah letak pentingnya memberikan unsur wisata belanja ke anak anda, yakni dengan memberikan uang secukupnya ke merka untuk dibelanjakan sendiri sesuai dengan jumlahnya. Berikan pemahaman ke mereka tentang barang apa yang lebih dibutuhkan dan harus dibeli terlebih dahulu, karena hal tersebut akan mengajarkan mereka rasa tanggung jawab uuntuk menahan keinginan.
Saat transaksi di kasir juga biarkan anak anda melakukannya sendiri agar mereka memahami bagaimana seharusnya proses pembayaran dilakukan.
Sejak anak memasuki usia sekolah, tanamkan ke mereka kebiasaan menabung. Anda boleh memberikan kebebasan bagi anak untuk menggunakan uang saku, namun dibarengi dengan dorongan untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung.
Untuk membuat mereka tertarik, cobalah dengan cara menawarkan barang yang bernilai cukup tinggi yang digemari si anak, video game misalnya. Sampaikan ke mereka bahwa barang tersebut boleh dimiliki asal dibeli dengan uang hasil tabungan anak anda. Atau untuk proses pertama bisa saja dengan membuat perjanjian anda akan menambahkan setengah dari harga barang tersebut, dan setengah menggunakan uang tabungan anak Anda. Terus lah pelihara kebiasaan menabung sa sang Anak. Untuk mendukungnya bisa dengan membuka akun simpanan pribadi atas nama Anak di Bank, dan sering mungkin melibatkan mereka dalam proses transaksi perbankan. Selama proses ini anda juga harus mendorong anak untuk terus meningkatkan tabungan dengan kebiasaan hidup hemat.
DANA PENSIUN
Jangan salah, tabungan pensiun tidak harus dipersiapkan saat seseorang telah bekerja. Itu pun kebanyakan dipersiapkan oleh progam pensiun wajib dari perusahaan. Faktanya, banyak pekerja swata terlebih dari sektor informal yang tidak punya jaminan pensiun. Jadi, tabungan pensiun akan semakin baik bila dipersiapkan sejak dini. Urusan ikut program jaminan pensiun bila sudah bekerja, itu urusan nanti.
Akan menjadi lebih bijak bila orang tua mendorong anaknya untuk membuat akun simpanan pensiun berbeda dengan akun simpanan lain. Yang juga penting, beritahu kepada anak bahwa tabungan pensiun sebisa mungkin diperlakukan sebagai beban, sehingga termasuk pengeluaran rutin. Jumlahnya tentu bertahap, jangan sampai juga anak malah merasa terbebani. Yang terpenting adalah program ini untuk melatih kebiasaan anak.
BERINVESTASI
Dalam banyak literatur bisnis dan investasi, para pebisnis yang sukses sudah mengajarkan anak mereka berinvestasi sejak anak duduk di bangku sekolah Menengah Atas
Makin bertambah usia anak, ajari mereka secara perlahan tentang seluk beluk investasi. Hal itu antara lain tentang investasi kepemilikan usaha, saham, reksa dana, dan ,masi banyak lagi. Kapan mengajari anak untuk terjun dalam dunia investasi? Dalam banyak literatur bisnis dan investasi, para pebisnis yang sukses sudah mengajarkan anak mereka berinvestasi sejak anak duduk di bangku sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahap ini tujuan investasi adalah membawa anak bersentuhan dengan dunia profesional.
Selain itu, dorong anak berinvestasi pada diri mereka sendiri. Ini bisa dalam bentuk kuliah setinggi-tingginya dan mempelajari keterampilan yang mereka senangi.
Pendidikan menyediakan return yang jauh lebih baik dari pada sarana investasi lain. Lulusan perguruan tinggi memiliki kesempatan luas untuk menikmati gaya hidup nyaman sambil menyimpan dan berinvestasi.
BERBAGI
Ini yang tidak boleh dilupakan, yaitu mengajarkan bahwa sebuah bagian penting dari memiliki uang adalah berbagi. Biarkan anak Anda menentukan kemana mereka akan menyumbangkan uang yang dimiliki.
Ini juga bukan soal besaran jumlah yang dikeluarkan, melainkan menumbuhkan kebiasaan anak untuk tetap peduli terhadap sesamanya bila sudah meraih kesuksesan finansial di masa depan nanti.
Itulah beberapa tips sederhana yang bisa Anda terapkan dalam mendidik anak agar menjadi pribadi yang sukses dan melek secara finansial di masa depan nanti. Yang namanya proses, tentu tidak selalu mudah dilakukan. Sifat anak tentu tak lepas juga dari keberadaan lingkungannya.
Oleh karena itu, lakukan semua dengan sabar dan bertahap, hingga akhirnya anakpun mengerti bahwa semua yang dilakukan Anda adalah demi kebaikan hidup dirinya nanti.
sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016992329
Post a Comment