Kebijakan Satu Anak Pukul Balik China



Pemimpin baru Partai Komunis China menghadapi kenyataan pelik yang memaksa untuk mengakhiri kebijakan satu anak. Apa yang sebenarnya terjadi?

China secara resmi menjadi bangsa yang menua. Per 2050, lebih dari seperempat populasi akan berusia 65 tahun ke atas. Sementara generasi yang lebih muda akan terbebani karena mereka harus merawat manula.

Di akhir 1970-an hingga awal 1980-an. Pemerintah Negeri Tirai Bambu mengkampanyekan gaya hidup later, longer fewer. Rakyat disarankan untuk menunda pernikahan (later), menjauhkan jarak usia anak (longer) dan memiliki sedikit anak (fewer).

Kebijakan keluarga berencana ini sukses. Perempuan China tak lagi memiliki banyak anak. Namun, generasi berikutnya yang lebih sedikit dan masih harus mengikuti kampanye sama, membuat prediksi jumlah penduduk berubah.

Per 2050, diperkirakan dari setiap 100 penduduk berusia 20-64 tahun, terdapat 45 orang yang usianya di atas 65 tahun. Per 2010, saat penduduk China mencapai 1,34 miliar jiwa, rasio orang berusia di atas 65 tahun hanya 15 orang.

Satu dekade terakhir, China menjadi populasi yang menua. Bukannya berkurang, setiap tahunnya tingkat penuaan warga negara malah menjadi cepat. Per 2000, jumlah populasi China yang berusia di atas 60 tahun, sudah melebihi 10%.

Saat ini, berdasarkan data pemerintah, 13,7% dari total penduduk China atau sekitar 185 juta jiwa, berusia 60 tahun ke atas. Proses penuaan di China pun menjadi yang tercepat di seluruh dunia.

Data PBB menunjukkan, rasio usia 60 tahun di seluruh dunia meningkat 3% dalam 60 tahun, periode 1950-2010. Di China saja, peningkatannya mencapai 3,8% hanya dalam 10 tahun, dari 2000 hingga 2010.

Negara ini juga salah satu populasi di dunia yang orang-orangnya menua sebelum kaya atau sedikit kaya. PBB menyatakan, sebuah negara menua jika 7% populasinya berusia 65 tahun ke atas atau 10% untuk 60 tahun ke atas.

Transformasi demografi menjadi alasan utama meningkatnya angka harapan hidup. Masyrakat hidup lebih lama karena perbaikan standar-standar penting, seperti nutrisi, pendidikan dan layanan kesehatan.

Kebijakan satu anak alias one child policy yang diberlakukan sejak 1980, menjadi faktor utama menuanya populasi China. Pemerintah mencatat, kebijakan ini menyebabkan penurunan tingkat kelahiran secara drastis.

“Kami mencegah 400 juta kehamilan selama tiga puluh tahun terakhir,” demikian salah seorang pejabat China. Beberapa mendebat, penuaan populasi China juga terjadi di masyarakat modern lainya. Faktanya, China memang yang tercepat.




http://www.picturesofchina.net/china-people.jpg




Yang jelas, penuaan populasi di rival Amerika Serikat (AS) ini sudah terlihat konsekuensinya. Salah satu dampak negatif yang harus segera diatasi adalah berkurangnya tenaga kerja.

Saat ini, tenaga kerja aktif di China mencapai 980 juta jiwa. Menurut Profesor Zhen Binwen dari Chinese Academy of Social Sciences, jumlah tenaga kerja China akan mencapai puncaknya pada 2015.

“Tapi kemudian, jumlahnya akan turun secara dramatis,” katanya.

Pengamat perekonomian dan tenaga kerja China, Profesor Cai Fang memprediksikan, penurunan jumlah tenaga kerja akan melemahkan perekonomian negaranya hingga 1,5% dari level saat ini, kemungkinan setelah 2015 mendatang.

“Perlu diingat, tiga dekade terakhir perekonomian kita bergantung dari ekspor, yang sangat terikat dengan sektor tenaga kerja,” tuturnya, menambahkan bahwa China bakal memerlukan restruktur ekonomi besar-besaran jika ini terjadi. [ast]

sumber :http://web.inilah.com/read/detail/1907693/kebijakan-satu-anak-pukul-balik-china

Post a Comment

أحدث أقدم