Selama ribuan tahun, manusia adalah pemburu darat sejati yang sebenarnya tak begitu banyak mengkonsumsi hewan laut. Ikan merupakan hewan liar terakhir yang diburu dalam jumlah besar. Namun, kita bisa saja jadi generasi terakhir yang menikmati ikan.
Seluruh spesies laut takkan lagi terlihat di masa mendatang, dalam waktu dekat, jika manusia tak segera membuat kebijakan. Tahun lalu saja, konsumsi global ikan telah mencapai titik tertingginya. Yakni 17 kg per orang per tahun.
Rata-rata, orang memakan ikan empat kali lebih banyak ketimbang yang dilakukan manusia pada 1950 lalu. Tingkat konsumsi ikan ini terus meningkat, meski manusia sudah menyadari jumlah ikan terus berkurang.
Sekitar 85% jumlah ikan di dunia berstatus dieksploitasi secara berlebihan, berkurang, sepenuhnya tereksploitasi dan sedang dalam pemulihan dari eksploitasi. Pekan ini, muncul laporan bahwa ikan kod berusia di bawah 13 tahun tak sampai 100 ekor.
Laporan tersebut khusus untuk wilayah Inggris dan Skandinavia, wilayah yang banyak memproduksi ikan jenis itu. Sementara dasar laut Mediterania dan Laut Utara yang kini sudah seperti gurun, tentunya tak bisa diandalkan.
Belum lagi kegiatan industri yang berujung pada pencemaran lingkungan sehingga ikut mengurangi jumlah ikan yang hidup lautan. Seperempat tangkapan ikan untuk konsumsi Uni Eropa, kini terpaksa dilakukan di luar perairan Eropa.
Seluruh perairan Afrika Barat sudah dieksploitasi secara berlebihan. Kegiatan pemancingan di pesisir pulau wilayah tersebut berkurang 50% selama 30 tahun terakhir. Hal ini berdasarkan data Badan Pangan Dunia (FAO).
Penangkapan di wilayah tropis diprediksikan turun 40% pada 2050. Sementara 400 juta orang di Afrika dan Asia Tenggara bergantung pada ikan untuk memenuhi kebutuhan protein dan mineral mereka.
Apalagi, dampak pemanasan global juga bakal mempengaruhi produksi pertanian. Manusia bakal lebih bergantung lagi pada ikan sebagai sumber kebutuhan nutrisi. Hukum perikanan sendiri juga belum begitu stabil.
Spanyol, misalnya. Negara ini memberi subsidi untuk satu dari tiga ikan. Pemerintah lebih mengkhawatirkan rakyatnya yang bisa kehilangan pekerjaan jika tak dibantu. Mereka disarankan untuk juga mempertimbangkan sektor perikanan sebagai mata pencaharian.
Lalu apa yang harus dilakukan? Menurut seorang kolumnis di media BBC, guna mencari solusi perlu diketahui seperti apa akar permasalahannya. Salah satunya, ujar si penulis Gaia Vince, perlu dicari tahu akar permasalahannya.
Salah satu yang ia kemukakan adalah negara industri, yang harus menurunkan level eksploitasinya. Kemudian menilik kontributor perikanan, yang sebagian besar berasal dari peternakan ikan.
“Di China, jumlah peternakan semacam itu bisa mencapai 80%. Memancing dalam skala industri bisa menjadi sebuah masalah besar. Belum lagi polusi yang mereka sebabkan,” tulisnya.
Konservasi alam, lanjutnya, juga bisa menjadi solusi yang baik. Apalagi faktanya, saat ini baru 1% dari laut yang dilindungi. Tindakan Australia yang menciptakan zona perlindungan terbesar dunia seluas 1,1 juta km persegi, perlu ditiru. [ast]
sumber :http://web.inilah.com/read/detail/1907730/benarkah-manusia-kehabisan-ikan
إرسال تعليق