Hanya Bertahan Hidup 2 Hari Akibat Sindrom Menampar Pipi


Simone Richardson harus menerima kenyataan yang menyedihkan, putri kecilnya yang diberi nama Coco hanya mampu bertahan hidup 2 hari setelah dilahirkan akibat terkena sindrom menampar pipi atau 'slapped cheek syndrome'.

Kematian bayi kecil ini akibat infeksi yang disebabkan oleh Parvovirus B19, kondisi ini diberi nama sindrom menampar pipi karena penderita akan mengalami ruam atau kemerahan di bagian wajah.

Simone (25 tahun) diketahui mengembangkan gejala virus ini pada saat usia kehamilannya mencapai 20 minggu. Awalnya bidan mengatakan ada masalah pada kehamilannya. Ia terus muntah dan kulitnya menjadi merah, bahkan saat malam hari ia harus terbangun karena merasa panas, tidak bisa bernapas dan kepalanya pusing.

This family collect of Coco in her incubator shows how the virus caused her to swell up

Holding on: Coco with parents Simone and Oliver. Sadly the baby girl died at just two-days-old. Her parents switched off life-support after they were told she had a one per cent chance of survival
Comforting: Coco with parents Simone and Oliver. Sadly the baby girl died at just two-days-old. Her parents switched off life-support after they were told she had a one per cent chance of survival


"Saya merasakan sakit di perut dan orang-orang mengatakan bahwa perut saya terlihat besar dan seperti siap untuk melahirkan, namun kemudian kaki saya juga membengkak," ujar Simone, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (29/9/2012).

Simone pun akhirnya dirujuk ke Liverpool Women’s Hospital ketika diketahui bahwa bayi yang dikandungnya tidak bergerak. Ia pun sempat mendapatkan transfusi darah dan dirawat sebelum akhirnya diperbolehkan pulang. Namun 2 hari kemudian air ketubannya pecah.

Putri kecil Coco dilahirkan secara prematur pada usia kehamilan 28 minggu melalui operasi caesar dan langsung dibawa ke unit perawatan bayi khusus. Saat itu Simone bingung dan takut, hingga akhirnya dokter mengatakan bahwa bayinya terkena infeksi parvovirus.

"Ketika akhirnya saya bisa melihat Coco, dia tidak punya leher dan tubuhnya begitu bengkak karena cairan. Mereka menempatkan Coco di inkubator untuk membantu mengurangi cairan dari tubuhnya," ungkap Simone.






This family collect of Coco in her incubator shows how the virus caused her to swell up


Dokter mengatakan bahwa Coco hanya memiliki kesempatan bertahan hidup sebesar 1 persen dan selama ini ia dibantu mesin untuk membantunya tetap hidup. Pada hari kedua pasangan orangtua ini disarankan untuk mematikan mesin pendukung untuk Coco.

"Oliver dan saya merasa hancur, kami hanya ingin dia tumbuh menjadi sehat dan bahagia, tapi dia justru terlihat sangat menderita dan itu adalah hal yang paling mengerikan bagi ibu manapun. Namun pada akhirnya saya merasa lega karena ia tidak lagi merasakan sakit," ujar Simone yang tinggal di North Wales.

Parvovirus B19 adalah penyakit infeksi virus yang umum pada anak-anak dan sekitar setengah dari orang dewasa telah terinfeksi virus ini ketika masih kecil. Namun infeksi ini pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi yang dikandung mengalami anemia berat dan keguguran.

Jika seseorang terinfeksi virus ini ada kemungkinan mengembangkan rasa nyeri, ruam atau pembengkakan sendi dan gejala lain yang bisa meliputi sakit kepala, demam ringan atau sakit tenggorokan.

Simone mengatakan bahwa ia belum pernah terkena parvovirus saat kecil sehingga tubuhnya tidak memiliki antibodi untuk melawan virus dan melindungi bayinya. Kondisi ini yang membuat si kecil Coco mengalami anemia, ginjalnya tidak berfungsi dan jantungnya membengkak.





Simone and Oliver with daughter Coco's memory box
Devastated: Simone and Oliver with daughter Coco's memory box
A baby scan of Coco: Simone had two blood transfusions to the womb but it was not enough to save her daughter's life
A baby scan of Coco: Simone had two blood transfusions to the womb but it was not enough to save her daughter's life

Our daughter: Simone with her partner Oliver Espley and a picture of Coco, who died after Simone contracted 'slapped-cheek syndrome'Our daughter: Simone with her partner Oliver Espley and a picture of Coco, who died after Simone contracted 'slapped-cheek syndrome'

sumber :http://health.detik.com/read/2012/09/29/115647/2045147/763/hanya-bertahan-hidup-2-hari-akibat-sindrom-menampar-pipi?991104topnews

Post a Comment

Previous Post Next Post