TEMPO.CO , Yogyakarta: Dua mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Mary Fitriyah dan Latifatul Istichomah, berhasil menyulap limbah kulit jeruk yang selama ini tak terpakai menjadi obat pengusir nyamuk yang efektif namun ramah lingkungan.
Dalam temuan inovasinya yang dinamai Green Repellent itu, Mary dan Latifatul memanfaatkan limbah kulit jeruk yang dikombinasikan dengan minyak cengkeh dan minyak kayu putih sebagai bahan utama. Bahan itu kemudian diolah dalam bentuk tablet agar bisa menyublim dengan sendirinya.
Pemanfaatan bahan yang digunakan dalam tablet pengusir nyamuk ini sendiri dinilai sangat ampuh membasmi nyamuk termasuk penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria yang selama ini masih menjadi momok di Indonesia.
Sementara dalam minyak cengkeh terkandung zat Oleum Cariophylen yang selain berfungsi sebagai pembunuh nyamuk juga bisa dijadikan aromaterapi. Sedangkan minyak kayu putih memiliki kandungan Oleum Cajupuli.
“Tiap tablet itu bisa bekerja efektif jika ditempatkan dalam media yang pas,” kata dia. Dalam satu tablet setidaknya bisa ditempatkan di ruangan berukuran 3 x 3 meter untuk kurun waktu sekitar 8–12 jam.
Latifatul menuturkan pembuatan obat antinyamuk ini sendiri cukup mudah. Ketiga bahan tinggal dicampur lalu digunakan pengikat (karagenan) dan zat sustenrilis untuk membuat zat yang ada tak langsung menguap ke udara sehingga bisa tahan lama. Setelah tercampur tinggal dicetak menjadi tablet.
Inovasi ini telah berhasil menyabet juara kedua dari 27 inovasi teknologi terpilih dari total 200 proposal yang bersaing dalam program Recognition and Mentoring Program of Agricultural University (RAMP) Institut Pertanian Bogor (IPB) 2-16 Juli 2012 itu.
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15710987
إرسال تعليق