Anggota Komisi IX DPR Poempida Hidayatulloh menilai kasus penembakan warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia bisa menjadi bukti negara itu tidak menganut hukum dan menghormati hak asasi manusia (HAM).
Karena itu, sepatutnya Malaysia dieksklusikan dari keanggotaan ASEAN.
Poempida Hidayatullah, menyampaikan hal itu menanggapi kasus penembakan lima WNI oleh Polisi Diraja Malaysia yang dituduh merampok.
Ia menilai pemerintah RI sudah selayaknya melakukan lobi-lobi regional dengan negara-negara ASEAN lainnya dan negara-negara berpengaruh di Asia untuk memberi tekanan politik dan ekonomi sebagai kepada Malaysia akibat masalah ini.
"Kelakuan Malaysia ini akan sangat merugikan stabilitas regional Asia Tenggara," tukas Poempida di Jakarta, Kamis (13/9).
Poempida menilai sikap pemerintah RI harus merubah sikapnya selama ini yang sangat lemah merespons permasalahan WNI.
Dalam tujuh bulan terakhir setidaknya ada tiga kasus tewasnya WNI di tangan polisi Malaysia.
"Jika kebijakan politik luar negeri Indonesia lemah dan tidak bersikap dan melakukan tindakan tegas dalam konteks perlindungan WNI di dalam negeri, maka dikhawatirkan akan terjadi anarkisme balik di Indonesia di mana orang-orang Malaysia di Indonesia akan diadili secara anarkis," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan lima WNI ditembak polisi Malaysia di daerah Ipoh Perak Malaysia. Kelima WNI itu diduga terlibat kasus perampokan di Malaysia.
Mereka adalah Jony, Osnan, Hamid, Mahno, dan Diden. 4 Korban berasal dari Batam, Kepulauan Riau. Sedangkan Mahno berasal dari Madura, Jawa Timur.
إرسال تعليق