Terkadang, saat liburan pun, pikiran para bunda tidak ikut liburan. Terutama di kegiatan sehari-hari, ibu sering mengerjakan banyak aktivitas secara bersamaan.
Misalnya saja, saat menghangatkan makanan anak, ibu mengakses internet untuk membayar tagihan melalui e-banking. Sambil mengetik, ibu menelepon toko di ujung jalan untuk mengantarkan beberapa galon air mineral.
Selintas dengan multitasking, terlihat seluruh pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien. Tapi, tahukah Anda bahwa multitasking sebenarnya memiliki efek yang kurang baik. Apa sajakah itu?
Menurunkan daya ingat.
Pada saat melakukan pekerjaan secara bersamaan, fungsi otak dipaksa bekerja keras atau distimulasi secara berlebihan untuk memahami beberapa aktivitas yang sedang dilakukan. Otak Anda pun kemudian tak bisa lagi membedakan mana yang lebih penting untuk dikerjakan saat itu, hingga akhirnya menurunkan daya ingat.
Hasil tidak maksimal.
Ketika segala pekerjaan ingin Anda selesaikan dalam satu waktu, hal ini otomatis membuat Anda tidak fokus pada satu hal hingga setiap hasil tidak dapat selesai dengan tuntas. Hal ini membuat Anda harus kembali ke satu pekerjaan yang tidak selesai, begitu seterusnya bila Anda terus-terusan ber-multitasking.
Perasaan jadi tertekan.
Beberapa penelitian mengemukakan, seorang ibu cenderung memiliki konflik batin ketika melakukan dua atau lebih pekerjaan sekaligus. Kenapa begitu? Ibu dinilai punya ketakutan dengan komentar negatif lingkungan jika pekerjaan yang dilakukannya terlihat tidak beres.
Stres berlebihan.
Ketika hasil pekerjaan tidak memuaskan, Anda bisa saja terserang stres berlebihan. Efeknya tidak baik bagi anggota keluarga lain, terutama anak Anda. Stres menyebabkan ibu mudah tersinggung, marah dan menangis.
إرسال تعليق